Ingin menyiapkan warisan, tapi bingung mau menyiapkan warisan seperti apa?
Berpikir kalau asuransi jiwa bisa dijadikan warisan agar hemat biaya dan sekalian saja keluar uang?
Banyak yang bilang jika asuransi jiwa merupakan salah satu bentuk warisan masa depan, apa benar begitu?
Memangnya asuransi jiwa sama dengan warisan?
Dari definisinya, kedua hal tersebut memiliki arti yang berbeda sehingga Mami perlu mengetahui perbedaan keduanya.
Kalau tidak, Mami tidak akan bisa merencanakan warisan dengan baik, dan itu bisa membuat uang Mami terbuang sia-sia.
Tidak ingin hal tersebut terjadi pada Mami, bukan?
Kalau begitu, ayo simak penjelasan di bawah ini!
Penjelasan ‘Kenapa Harus Menjadikan Asuransi Jiwa Sebagai Warisan?’
Akhir-akhir ini, sering didengar bahwa asuransi jiwa harus dijadikan sebagai warisan.
Sampai banyak sekali jargon yang mengatakan kalau asuransi jiwa merupakan salah satu bentuk warisan dari orang tua ke anak.
Padahal sebenarnya, tidak seperti itu cara kerjanya.
Kenapa?
Karena asuransi jiwa dan warisan itu berbeda sekalipun keduanya sama-sama bagian dari rencana finansial.
Biarpun memang asuransi jiwa bisa diberikan kepada ahli waris, tetapi secara teknis, itu berbeda.
Ahli waris untuk warisan sudah ditetapkan oleh hukum, sementara ahli waris untuk asuransi jiwa bisa ditentukan sendiri oleh pemegang polis.
Dengan kata lain, ahli waris untuk warisan belum tentu sama dengan ahli waris asuransi jiwa.
Perkataan asuransi jiwa sebagai warisan tidak bisa dimaknai secara harfiah karena untuk itu, Mami harus mengetahui apa definisi antara asuransi jiwa dan warisan.
Perkataan tersebut hanyalah perumpamaan agar orang awam bisa lebih mengerti mengenai asuransi jiwa, dengan menggunakan kata-kata sederhana.
Karena itu, penting untuk mengetahui apa perbedaan asuransi dan warisan agar Mami mengetahui beda keduanya.
Apakah Asuransi Jiwa Bisa Dijadikan Sebagai Warisan?
Ketika seseorang meninggal dunia, uang pertanggungan dari asuransi jiwa yang dimiliki akan dibayarkan kepada ahli waris yang telah ditetapkan dalam polis asuransi tersebut.
Ini menjadikan asuransi jiwa sebuah aset berharga yang dapat memberikan jaminan finansial bagi keluarga yang ditinggalkan.
Dan ini juga yang membuat asuransi jiwa disangka sama dengan warisan, yang mana membuat beberapa orang salah kaprah.
Asuransi jiwa tidak sama dengan warisan, tetapi asuransi jiwa bisa dipakai untuk warisan atau membantu melunasi pajak warisan.
Itu karena asuransi jiwa memiliki fleksibilitas sehingga bisa digunakan untuk apa saja, termasuk untuk membayar pajak warisan atau bagian dari warisan.
Jadi jawabannya adalah, bisa saja.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa asuransi jiwa dan warisan itu berbeda.
Meluruskan Kesalahpahaman Terkait Asuransi Jiwa dan Warisan
Keduanya sama-sama merupakan bentuk dari rencana keuangan setelah seseorang meninggal dunia, asuransi jiwa dan warisan tidak bisa disamakan.
Kenapa bisa?
Karena dari konsep dan mekanismenya saja sudah berbeda.
Asuransi jiwa sendiri berbentuk kontrak antara pemegang polis dan perusahaan asuransi dan dari kontrak itu, perusahaan asuransi akan membayar sejumlah uang kepada ahli waris jika pemegang polis meninggal dunia.
Sementara warisan tidak hanya sebatas uang, tetapi juga semua harta benda yang dimiliki seseorang pada saat meninggal dunia dan akan diberikan kepada ahli waris.
Asuransi jiwa sudah pasti berbentuk uang, tetapi warisan dapat berbentuk rumah atau tanah.
Penerimanya pun berbeda, jika ahli waris asuransi jiwa bisa ditunjuk secara spesifik tanpa ada ikatan darah, ahli waris warisan telah ditentukan secara hukum dan memiliki ikatan darah.
Pemegang polis asuransi jiwa bisa menunjuk pasangan atau teman sebagai penerima uang pertanggungan, sementara warisan tidak bisa sebebas itu karena telah ditentukan oleh hukum/
Hukum yang mengatur warisan adalah pasal 833 KUHPER yang berbunyi, “Ketika seseorang meninggal dunia, seluruh hak dan kewajibannya beralih kepada ahli warisnya. Dalam hal harta kekayaan, ahli waris menggantikan kedudukan pewaris.”
Karena diatur oleh hukum khusus, makanya proses klaim warisan membutuhkan waktu yang lama dan melibatkan proses inventaris harta, penilaian, serta pembagian harta.
Berbeda dengan asuransi jiwa yang dapat diklaim secara cepat selama kelengkapan dokumennya telah benar.
Asuransi dan warisan pun berbeda dari sumber dananya.
Jika uang pertanggungan asuransi jiwa berasal dari premi yang dibayarkan oleh pemegang polis, sumber dana warisan itu dari hasil kerja keras dan aset yang dimiliki selama hidup.
Bisa dibilang, asuransi jiwa seperti setitik dari keseluruhan warisan, tetapi asuransi jiwa tidak bisa disebut sebagai warisan seutuhnya.
Mengapa Penting Membedakannya?
- Bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih baik untuk masa depan
- Mencegah terjadinya konflik di kemudian hari, terutama terkait pembagian harta.
- Lebih mudah membuat untuk membuat keputusan yang tepat terkait keuangan.
Tetapi, Asuransi Jiwa Tetap Bisa Menjadi Sumber Harta Untuk Diwariskan!
Kenapa bisa?
Karena asuransi jiwa bisa dicairkan oleh ahli waris sebagai bagian dari warisan.
Ketika seseorang yang diasuransikan meninggal dunia, ahli waris yang tercantum dalam polis akan menerima uang pertanggungan.
Uang ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti melunasi utang, biaya pendidikan anak, atau sebagai modal usaha.
Selain itu, bagi keluarga yang ditinggalkan, uang pertanggungan ini bisa menjadi sumber finansial yang sangat berarti, terutama jika pencari nafkah utama meninggal.
Ini memberikan rasa aman dan stabilitas finansial di masa depan.
Akan tetapi, berbeda dengan warisan, asuransi jiwa bukanlah harta benda.
Asuransi jiwa lebih tepat disebut sebagai produk keuangan yang memberikan perlindungan karena bentuknya adalah perjanjian antara pemegang polis dan perusahaan asuransi.
Uang pertanggungan bukanlah harta benda fisik yang dimiliki oleh tertanggung, melainkan hak yang timbul akibat terjadinya risiko kematian.
Asuransi jiwa memang bisa memberikan manfaat yang serupa dengan warisan, yaitu memberikan sejumlah uang kepada ahli waris setelah tertanggung meninggal.
Namun, secara hukum dan mekanisme, keduanya berbeda.
Asuransi jiwa lebih tepat disebut sebagai bentuk perlindungan finansial yang memberikan jaminan finansial bagi keluarga yang ditinggalkan daripada sebuah warisan.
Bagaimana Cara Menyiapkan Perencanaan Warisan yang Matang?
1. Melalukan Penghitungan Aset
Langkah pertama yang harus Mami lakukan dalam merencanakan warisan adalah mendata dan menghitung berapa banyak aset yang Mami miliki.
Pertama, dimulai dari mendata semua aset yang dimiliki, mulai dari properti, kendaraan, rekening bank, hingga aset digital seperti saham.
Jika Mami memiliki asuransi jiwa, jangan lupa untuk didata juga.
Setelah itu, taksir nilai semua aset yang dimiliki secara realistis.
Ini penting agar Mami lebih mudah membaginya kepada ahli waris nanti dan pembagian tersebut sesuai dengan hukum warisan yang berlaku, baik secara hukum negara ataupun hukum agama.
Jangan lupa untuk mengumpulkan semua dokumen penting terkait aset, seperti sertifikat tanah, BPKB, slip gaji, dan lainnya.
2. Menentukan Ahli Waris
Langkah berikutnya yang harus Mami lakukan adalah menentukan siapa saja yang ingin dijadikan ahli waris serta proporsi yang mereka terima.
Untuk menentukan ahli waris ini, Mami harus berpedoman kepada hukum negara dan hukum agama.
Jika ahli waris ada kondisi khusus seperti masih di bawah umur, Mami juga harus menunjuk wali atau pengelola harta warisan tersebut.
Jika Mami bingung dalam menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan warisan, Mami bisa berkonsultasi dengan ahli keuangan seperti Mami Asuransi untuk meminta saran.
Terlebih jika Mami memiliki asuransi jiwa sebagai salah satu sumber dana untuk warisan, Mami Asuransi bisa membantu Mami untuk melakukan perhitungan akan warisan tersebut.
Yang terakhir, jangan lupa untuk membuat surat wasiat yang jelas dan rinci demi mengatur pembagian warisan.
Tahapan ini penting agar dalam pembagian warisan tidak ada konflik antar ahli waris.
3. Berkonsultasi Dengan Ahli
Ahli yang dimaksud ini merupakan ahli keuangan, seperti notaris, akuntan, atau penasihat keuangan seperti Mami Asuransi.
Dalam membuat surat wasiat, Mami perlu perkonsultasi pada notaris agar surat wasiatnya sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Mami bisa bertanya kepada notaris mengenai hal-hal apa yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pembagian warisan sesuai dengan hukum.
Untuk menghitung pajak warisan dan merencanakan strategi perpajakan yang efektif, Mami bisa meminta bantuan akuntan.
Ini agar pajak warisan dan pajak-pajak lainnya tidak sampai membebani keuangan ahli waris dan mengurangi jatah warisan yang harus didapatkan.
Masih bingung bagaimana cara menentukan warisan>
Jangan khawatir, Mami bisa berdiskusi dengan penasihat keuangan seperti Mami Asuransi untuk mengelola aset secara optimal.
Pengelolaan aset secara optimal akan meminimalkan risiko terjadinya salah kelola dan membebani ahli waris.
4. Membuat Surat Wasiat
Surat wasiat harus dibuat dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, serta mencantumkan semua aset yang ingin Mami wariskan.
Ketika hendak menandatangani surat wasiat, mintalah dua orang saksi yang tidak menjadi ahli waris untuk proses tersebut.
Mami harus menyimpan surat wasiat di tempat yang aman dan informasikan kepada orang yang Mamipercaya, misalnya notaris atau bank.
5. Mempertimbangkan Untuk Membeli Asuransi Jiwa
Mami bisa juga membeli asuransi jiwa sebagai bagian dari perencanaan warisan.
Karena apa?
Karena asuransi jiwa dapat berfungsi sebagai pelindung aset warisan dari utang atau pajak.
Dengan demikian, ahli waris bisa merasakan penuh warisan yang Mami berikan.
Tidak hanya itu juga, uang pertanggungan asuransi jiwa dapat digunakan secara fleksibel untuk keperluan lainnya, bahkan dapat diberikan kepada salah satu ahli waris.
Tetapi untuk mencapai tujuan itu, Mami harus menggunakan jenis asuransi jiwa yang tepat.
Jenis Asuransi Jiwa Apa yang Cocok Untuk Dijadikan Warisan?
- Asuransi jiwa seumur hidup (whole life), karena asuransi ini memberikan perlindungan sepanjang hidup dan umumnya memiliki nilai tunai yang terus meningkat seiring berjalannya waktu.
- Asuransi jiwa unit link, karena asuransi jiwa ini menggabungkan proteksi jiwa dengan investasi, sehingga nilai uang pertanggungan dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan investasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai asuransi jiwa dan juga warisan, Mami dapat bertanya kepada agen asuransi seperti Mami Asuransi.
Mami Asuransi tidak hanya akan membantu perhitungan dan klaim asuransi jiwa saja, tetapi juga membantu untuk menentukan rencana keuangan Mami nantinya secara garis besar.
Mengapa Penting Membuat Perencanaan Warisan?
- Menghindari perselisihan antar ahli waris.
- Memastikan aset dikelola sesuai dengan keinginan Mami dan tidak terbengkalai.
- Memberikan ketenangan pikiran karena sudah memiliki rencana yang jelas untuk masa depan keluarga.
Rencanakan Warisanmu Lebih Mudah Dengan Mami Asuransi!
Kenapa Mami Asuransi?
Karena Mami Asuransi adalah sahabat Mami dalam mengatur keuangan, termasuk membantu Mami merencanakan warisan.
Bukan sebatas agen asuransi Mami Asuransi juga merupakan sahabat terpercaya untuk konsultasi keuangan.
Kalau Mami bingung untuk mengatur keuangan, termasuk merencanakan warisan di masa depan, Mami boleh banget menghubungi Mami Asuransi, lho!
Sudah banyak klien yang dibantu oleh Mami Asuransi dalam mengatur keuangan mereka.
Apa Mami mau jadi salah satu di antaranya?
Mami bisa menghubungi kami melalui Whatsapp di link ini.
Kami selalu siap siaga membantu Mami mewujudkan perencanaan finansial masa depan!